Pesisir Selatan--Untuk meningkatkan pengetahuan siswa terhadap lingkungan sekolah agar bisa berperan aktif dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), petugas kesehatan Puskesmas Koto Barapak Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) melakukan pembinaan PHBS ke SD Negeri 46 Talaok Bayang, Selasa (24/8).
Melalui pembinaan PHBS itu, para siswa juga diminta melakukan praktek cuci tangan dengan sabun, dan berbagai praktek lainnya.
Hal itu disampaikan tenaga Nusantara Sehat Kemenkes RI Puskesmas Koto Barapak, Apriyanto, kepada pesisirselatan.go.id Selasa (24/8) usai melakukan penuluhan di SD Negeri 56 Talaok Bayang.
Dia menjelaskan bahwa jumlah anak di indonesia rata-rata 30 persen dari total penduduk Indonesia.
"Usia sekolah merupakan masa keemasan untuk menanamkan nilai-nilai PHBS. Dan mereka berpotensi sebagai agen perubahaan untuk mempromosikan PHBS, baik dilingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Berdasarkan hal itu, maka kita menjadikan anak sekolah sebagai sasaran pembinaan, terutama bagi anak sekolah dasar," katanya.
Dia menjelaskan bahwa saat ini di Indonesia terdapat lebih dari 250.000 sekolah negeri, swasta maupun sekolah agama dari berbagai tingkatan.
Jika tiap sekolah memiliki 20 kader kesehatan saja maka ada 5 juta kader kesehatan yang dapat membantu terlaksananya dua strategi utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Dua strategi utama itu adalah menggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, serta Surveilans, monitoring dan informasi kesehatan," jelasnya.
Dia juga menjelaskan bahwa usia sekolah adalah usia rawan penyakit, sebab sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran, juga dapat menjadi ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik.
Diungkapkan lagi bahwa pembentukan perilaku kesehatan sejak dini di institusi pendidikan lebih mudah pelaksanaannya daripada setelah anak menginjak usia dewasa.
"Perilaku kesehatan yang buruk pada anak dapat mendatangkan berbagai jenis penyakit. Data penyakit yang diderita oleh anak sekolah dasar terkait PHBS adalah penyakit kecacingan 40 sampai 60 persen, anemia anak sebesar 23,2 persen, karies dan periodental sebesar 74,4 pula," jelasnya.
Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS.
"Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pendekatan usaha kesehatan Sekolah (UKS)," ujarnya.
Diterangkannya bahwa beberapa indikator PHBS di sekolah diantaranya, mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
"Yang terakhir adalah membuang sampah pada tempatnya," tutup Apriyanto. (05)