• info@pesisirselatan.go.id
  • Hours: Mon-Fri: 8am – 4pm
Menjaring Asa dari Tambak Udang Vaname: Potret Ketekunan Jubir Pamurah di Pesisir Selatan

Suci Mawaddah Warahmah, S.Sos

19 April 2025

20 kali dibaca

Menjaring Asa dari Tambak Udang Vaname: Potret Ketekunan Jubir Pamurah di Pesisir Selatan

Di ujung selatan Sumatra Barat, tepatnya di pesisir Pantai Kayangan Pasir Lakitan, Pesisir Selatan, langkah mantap seorang pengusaha lokal membuka lembaran baru dunia usaha patut menjadi sorotan. Jubir Pamurah (46), nama yang kini lekat dengan geliat budidaya udang vaname di wilayah tersebut, memulai usahanya pada Februari 2023 dengan semangat dan keyakinan penuh.

Tak tanggung-tanggung, modal investasi sebesar Rp1,2 miliar ia gelontorkan. Dana tersebut digunakan untuk membangun instalasi tambak, membeli peralatan, menyiapkan bibit, serta mencukupi kebutuhan pakan. Angka yang besar, namun sepadan dengan potensi keuntungan yang kini mulai dirasakannya.

“Budidaya udang vaname ini lebih mudah dibandingkan udang jenis lain. Selain itu, pasarnya juga luas dan stabil. Harga jualnya tidak terlalu tinggi, sehingga bisa cepat terserap oleh pasar,” ujar Jubir saat ditemui di tambaknya.
Jubir bukan pendatang baru di dunia usaha. Sebelumnya, ia mengelola usaha furnitur yang juga cukup potensial. Namun, ketika melihat geliat pasar dan peluang besar di sektor perikanan, ia tak ragu beralih haluan. Baginya, udang vaname menawarkan masa depan cerah, bukan hanya dari sisi keuntungan, tapi juga kemudahan dalam pengelolaan.

Panen Rutin, Pasar Stabil
Setiap sepuluh hari sekali, tambak milik Jubir menghasilkan rata-rata 600 kilogram udang vaname siap jual. Hasil panen itu langsung dibeli oleh para pedagang dari Pariaman dan sejumlah daerah lain. Proses pemasaran berjalan mulus—para pembeli datang langsung ke lokasi panen, atau cukup melakukan pemesanan lewat sambungan telepon.

Menariknya, hingga kini belum ada pembeli lokal dari Pesisir Selatan, sehingga seluruh produksi langsung dikirim keluar daerah. Hal ini sekaligus menjadi peluang yang belum tergarap: pengembangan pasar lokal untuk mendongkrak nilai tambah di wilayah sendiri.
Peluang Bisnis yang Menjanjikan

Secara nasional, permintaan udang vaname terus meningkat, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Indonesia sendiri merupakan salah satu eksportir utama udang vaname ke pasar internasional, seperti Jepang, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa. Dengan masa panen yang relatif singkat—sekitar 100 hari sejak tebar benih—dan potensi produktivitas tinggi, usaha ini menawarkan perputaran modal yang cepat.

Selain itu, dengan pendekatan teknologi tepat guna dan manajemen tambak yang baik, risiko kegagalan bisa ditekan, sementara efisiensi biaya produksi semakin meningkat. Tak heran, banyak pengusaha kini mulai melirik sektor ini sebagai sumber penghasilan jangka panjang yang stabil.
Harapan dan Tantangan

Jubir Pamurah menyadari, keberhasilan usaha budidaya udang tidak lepas dari tantangan. Mulai dari fluktuasi harga pakan, potensi serangan penyakit, hingga perubahan iklim. Namun, ia meyakini, dengan edukasi yang tepat dan jaringan kemitraan yang solid, semua itu bisa dihadapi.

Ke depan, ia berharap ada perhatian lebih dari pemerintah daerah maupun lembaga keuangan untuk mendukung pengembangan usaha serupa di wilayah pesisir. Tak hanya soal pembiayaan, tetapi juga akses pelatihan dan pasar.
“Kalau ini dikelola serius, bukan mustahil Pesisir Selatan bisa menjadi sentra udang vaname di Sumbar,” pungkasnya.

Dari pesisir yang tenang, Jubir Pamurah menunjukkan bahwa laut tak hanya menawarkan keindahan, tetapi juga harapan asal ada kemauan, kerja keras, dan keberanian mengambil risiko.

Berita Terbaru