Oleh HARIDMAN
Penggerak LPPL Pulau Penyu Ampiang Parak
Sering terbersit dalam fikiran saya “mengandangkan” satwa TNKS serba sedikit di Pesisir Selatan. Sebutan umum pengandangan ini adalah kebun binatang. “Kita” Pesisir Selatan selama ini “lupa” memiliki aset besar berupa fauna yang tersimpan di TNKS. Dunia iri pada kita atas aset ini.
Kita tidak hanya memiliki satu fauna langka, bahkan jenis fauna itu bisa puluhan. Misal harimau Sumatera, rusa, kijang, kambing hutan, kucing siam, tapir, pelanduk, kura-kura hutan, rangkong, siamang, simpai dan lain-lain.
Potensi itu telah lama ada di daerah lain bahkan negara lain sebagai daya tarik wisata di kebun binatang. Dan “PAD” yang dihasilkan sangat luar biasa.
Terkait PAD kita ambil contoh Taman Margasatwa Bukittinggi. Libur Lebaran saja penjualan tiket masuk Rp 14 Miliar dengan harga tiket dibanderol Rp 25 ribu per wisatawan. Pessel yang sudah setengah abad lebih “menjaga” kekayaan fauna yang sebagian "mungkin" ada di Kebun Binatang Bukittinggi justru tidak bisa apa-apa, kecuali tuah sebagai penjaga TNKS.
Lalu bolehkah Pesisir Selatan membangun Taman Margasatwa ? Ya, tentu saja boleh. Tinggal bagaimana pemerintah kabupaten membangun komunikasi dengan lembaga terkait.
Jika ide saya ini bisa diterima, saya berkeyakinan kinilah saatnya waktu yang tepat untuk memulai membuat Taman Margasatwa Pesisir Selatan di Painan, bila perlu taman satwa terbesar di Indonesia ada di daerah ini.
Alasan saya mengapa kini ditetapkannya Taman Margasatwa Pesisir Selatan karena Bupati Hendrajoni memiliki semangat besar membangun dan membuat inovasi daerah. Dan Bupati Hendrajoni punya kapasitas mendobrak sekat-sekat penghalang pembangunan.
Sebentar lagi, Harimau Sumatera akan punah, sementara Pessel tidak punya satu ekor-pun harimau untuk edukasi. Berbagai kasus harimau terjerat hingga ada yang mati selalu terjadi di daerah kita. Begitu juga perburuan rusa, kijang dan berbagai burung endemik dan primata.
Maka sebelum hewan langka ini benar-benar berpikir, sebaiknya bangun Kebun Binatang Pessel, minimal untuk edukasi dan tentu saja untuk target PAD.
Kabun Taranak Lokasi Tepat?
Lalu jika Pemkab mau mengambil langkah besar membangun Taman Margasatwa Pesisir Selatan, maka lokasi yang cocok adalah Kabun Taranak tempat berdirinya RSUD mangkrak.
Alasannya Kabun Taranak tidak terlalu jauh dari pusat kota dan tidak sulit aksesnya. Ke dua cuaca “mungkin” mendukung keberlangsungan hidup satwa. Ke tiga lahan parkir bisa dibuat lebih luas. Ke empat, pangsa pasar utama kita adalah Bengkulu dan Jambi karena kawasan tersebut berada dekat jalur Bengkulu - Padang dan Jambi - Padang. Namun saya berkeyakinan, jika Taman Margasatwa Pesisir Selatan dilengkapi infrastruktur wisata internasional akan menjadi tujuan wisatawan mancanegara.
Terakhir, saya hanya bisa menyampaikan “mimpi”, namun jika “mimpi” ini mau “di kunyah” pemerintah, saya berkeyakinan “besok” Pessel bisa menandingi PAD Kota Bukittinggi.